Sabtu, 05 Mei 2018

MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS || RESUME PUBLIC RELATIONS 5-6


BAB V

A.           Kertertarikan Public Relations dan Citra Organisasi
Katz dalam soemirat dan Ardianto (2004 ) mengatakan bahwa citra adalah cara pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, komite, atau aktivis.
Jekfis (2003) menyebutkan beberapa jenis citra (image).Berikut ini lima jenis citra yang ditemukannya, yaitu sebagai berikut :
1. Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota organisasi – biasanya pemimpin - mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.
2. Citra yang berlaku (current image), yaitu suatu Citra ayau pandangan yang di anut orang luar mengenai suatu organisasai.
3. Citra yang diharapkan (wish image), yaitu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.
4. Citra perusahaan (corporate image), yaitu citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Jadi, bukan sekedar citra atas produk dan pelayanan.
5. Citra majemuk (multiole image). Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan citra yang belum tentu sama dengan organisasi ataupun perusahaan tersebut secara keseluruhan.

Public relations digambarkan sebagai input-output. Proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, input adalah stimulus yang di berikan, sedangkan output  adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Efektivitas PR dalam pembentukan citra (nyata, cermin, dan aneka ragam) organisasi erat kiranya dengan kemampuan ( tingkat dasar dan lanjut ) pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual maupun tim yang di pengaruhi oleh peraktik berorganisasi (jib design, reward system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/perubahan dalam mengelola sumber daya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu mencangkup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan dengan orang.

B.             Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR adalah tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, disamping ekonomi. Dalam pengamatanya, terkait dengan praktik CSR, pengusaha di kelompokan menjadi empat, yaitu kelompok hitam, merah, biru, hijau.
1. Kelompok Hitam  adalah mereka yang tidak melakukan peraktik CSR sama sekali. Mereka adalah pengusaha yang menjalankan bisnis semata-mata untuk kepentingan sendiri. Kelompok ini sama sekali tidak peduli pada aspek lingkungan dan sosial sekelilingnya dalam menjalankan usaha, bahkan tidak memerhatikan kesejahtraan karyawan.
2. Kelompok Merah adalah mereka yang memulai melaksanakan praktik CSR, tetapi hanya memandang sebagai komponen biaya yang akan mengurangi keuntunganya. Aspek lingkungan dan sosial mulai dipertimbangkan, tetapi dengan keterpaksaan setelah mendapat tekanan dari pihak lain, seperti masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat.
3. Kelompok Biru adalah mereka yang menganggap praktik CSR akan memberi dampak positif (return) terhadap usahanya dan menilai CSR sebagai investasi, bukan biaya.
5. Kelompok Hijau merupakan kelompok yang sepenuh hati melaksanakan praktik CSR. Mereka telah menempatkannya sebagai nilai inti dan menganggap sebagai suatu keharusan, bahkan kebutuhkan dan menjadikannya sebagai modal sosial (ekuitas).

C.           Membangun Citra Perusahan Melalui Program CSR
CSR Dan Citra Korporat
Beberapa aspek yang merupakan unsur pembentukan citra  dan reputasi perusahaan,antara lain : (1) Kemapuan finansial; (2) mutu produk dan pelayanan; (3) fokus –ada pelanggan (4)  keunggulan dan kepekaan SDM; (5) reliability; (6) inovasi; (7) tanggung jawab lingkungan; (8) tanggung jawab sosial; (9) penegakan Good Corporate Governance (GCG). Berdasarkan pertimbanngan nilai dan perinsip GCG,dalam rangka meningkatkan citra dan reputasi dan sebagai upaya untuk menunjang kesinambungan investasi,setiap enterprise  memerlukan tiga hal: 
1. Adil (fair)  kepada seluruh stakeholders (tidak hanya kepada shareholders);
2. Proaktif (juga) berperan sebagai agent of change dalam pemberdayaan masyarakat di daerah operasi;
3. Efisien,berhati-hati dalam pengeluaran biaya yang sia-sia,stakeholders fokus di sekitar daerah operasi.

Berdasarkan sifatnya,pelaksanaan program CSR dapat dibagi dua,yaitu:
1.             Program Pengembangan Masyarakat (Community Development/CD);
2.             Program Pengembangan Hubungan/Relasi dengan publik (relation Development/RD)
Mengapa Perlu Kemitraan?
Kemitraan (partnership) antara korporasi dan stakeholdrs merupakan suatu keharusan dalam lingkungan bisnis yang berubah. Kemitraan dapat menghasilkan solusi antara argument yang menekankan market atau profit (the bysiness of business is business yang memprioritaskan shareholders) dan argumen moral (Corpore Sosial Responsibility atau CSR yang memperhatikan stakeholders). Program kemitraan yang sukses atau produktif dimulai dengan adanya kehendak yang kuat dan tulus dari pimpinan perusahaan dan kelompok stakeholders.
Tahapan-tahapan CSR
1.             Pengumpulan Fakta
2.             Perumusan Masalah
3.             Perencanaan dan Pemrogaman
4.             Aksi dan komunikasi
5.             Evaluasi

D.           Pendalaman Evaluasi HUMAS 
Struktur dan Bentuk Evaluasi Humas
Ada dua macam evaluasi hasil humas, yaitu kualitatif dengan cara observasi dan perbandinga perkembangannya serta kuantitatif menggunakan statistik, perkembangan pada interval tertentu, dan perbandingan naik/turunnya.
Evaluasi Umum tentang Keberhasilan Humas 
Keberhasilan Humas bergantung pada mutu menanamkan saling pengertian pada publik secara berencana dan terus-menerus. Sebaiknya mempertahankan standar kualitatif citranya terhadap organisasi dalam jasa pelayanan produk, kredibilitas dan perubahan sikap.
Kode Etik Humas Internasional,Regional, dan Nasional
Setiap ketentuan yang terdapat dalam kode etik harus dapat  mengakomodasikan perubahan standar atau nilai  yang terjadi dalam kehidupan ini. Kode etik akan mengatur tata cara antar anggota asosiasi hubungan, masyarakat, dan mengatur hubungannya dengan majikan, klien, atau khalayak luas.
Analisis dan Perkembangan Kode Etik 
Tanggung jawab sosial para praktisi PR mengacu pada pemberian layanan yang dapat diandalkan, tidak mengancam lingkungan, dan memberikan keuntungan positif bagi mayarakat, baik secara sosial, politik maupun ekonomi.

E.            Peran Public Relation dalam Organisasi Pemerintahan
Fungsi Public Relations adalah sebagai Berikut:
1.              Manajemen berita:
a.              Mengkreasikan dan mendistribusikan pesan untuk membangun publisitas yang menguntungkan;
b.             Membangun dan memelihara kontrak dengan wartawan.
2.             Hubungan Komunitas:
a.              Memelihara hubungan yang baik dengan pemerintah dan kelompok komunitas;
b.             Menggunakan bantuan dan sponsor korporat;
c.              Memberikan konstribusi yang bersifat amal pada tingkat lokal dan nasional.
3.              Manajemen krisis:
a.              Memberikan citra klien di mata publik karena kemelut internal, kesalahan kebijakan atau kecelakaan yang tak di sengaja;
b.             Memberi pedoman bagi korporat dalam merespons pada keadaan mendesak;
c.              Memulihkan citra di mata publik yang meyertai suatu skandal.
4.             Lobi:
a.              Memonitor aktivitas pemerintahan
b.             Memelihara hubungan dengan legislator;
c.              Menyebarkan informasi kepada legislator untuk mendukung hukum atau kebijakan yang menguntukan klien;
d.             Mempengaruhi voting legislator melalui hubungan atau kontrol pribadi.

F.            Peran Komunikasi dan Public Relations dalam Arus Globalisasi
Tugas PR adalah melaksanakan hubungan dengan jalan berkomunikasi. Peranan Komunikasi dan  Public Relations dalam arus globalisasi adalah membuat publik bergantung pada  public relations sebagai sumber berita yang tidak tersaji di surat kabar dan media massa lainya.

BAB VI

A.                      Pengertian Budaya Organisasi ( BO)
1.       Budaya.
Kroeber dan Kluchon tahun 1952 menemukan 164 definisi budaya Akan tetapi pengertian yang terkait dengan BO yaitu sebagai berikut :
1.      Taliziduhu Ndraha dalam bukunya BudayaOrganisasi mengemukakan pendapat Edwar Burnett dan Vijay Sathe, sebagai berikut :
a.       Edwar Burnett, Budaya mempunyai pengertian teknologi yang luas meliputi  ilmu pengetahuan, keyakinan,/percaya, seni, moral hukum, adat istiadat, dan berbagai kemampuan dan kebiasaan anggota masyarakat.
b.      Vijay Sathe, Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama anggota masyarakat.
2.      Edgar H Schein.
Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu untuk mengatasi masalah adaptasi  eksternal dan integrasi internal cara yang tepat dalam memahami, memikir dan merasakan terkait masalah – masalah tersebut.
Unsur – Unsur budaya:
a.         Ilmu pengetahuan
b.         Kepercayaan
c.         Seni
d.        Moral
e.         Hukum
f.          Adat istiadat
g.         Prilaku / kebiasaan ( Norma ) masyarakat
h.         Asumsi dasar
i.             Sistem nilai
j.           Pembelajaran / pewarisan
k.         Masalah adaptasi ekternal integrasi internal.

3.      Tiga sudut pandang terkait dengan budaya, sebagaimana dikemukakan Graves 1986 sebagai berikut:
a.  Budaya merupakan produk konteks pasar ditempat organisasi, peraturan yang menekan dan sebagainya.
b.  Budaya merupakan produk stuktur dan fungsi organisasi
c.  Budaya merupakan produk sikap orang orang dalam pekerjaan merekan

2.      Organisasi.
J.R Schermerhorn mendefinisiksn organisasi sebagai berikut :
Mendefinisikan organisasi adalah kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Philiph Selznick. Menyebutkan : Organisasi adalah adalah mengatur personel guna memudahkan pencapaian beberapa tuhuan alokasi fungsi tujuan dan tanjung jawab.
Unsur – Unsur Oranisasi;
1.      Kumpulan Orang;
2.      Kerja Sama;
3.      Tujuan bersama;
4.      Sistem koordinasi;
5.      Pembagian tugas dan tanggung jawab ;
6.      Suber daya organisasi.

3.      Budaya Organisasi.
Peter F Druucker, berpendapat bahwa BO adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota – anggota yang baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan dan merasakan terhadap masalah – masalah terkait.
Phithi Sithi Amnuai, BO adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang  dianut oleh anggota – anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah – masalah adaptasi eksternal dan masalah – masalah integrasi internal.
Edgar H Schein, BO mengacu pada suatu sistem makna bersama, oleh anggota – anggota yang membedakan organisasi itu dengan organisasi lain.
Daniel R Denison, BO adalah nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar yang merupakan landasan bagi sistem dan praktik-praktik manajemen serta perilaku yang meningkatkan dan menguatkan prinsip-prinsip tersebut.
Robbins, BO dimaknai sebagai filosofi dasar yang membeikan arahan bagi kebijakan organisasi dalam pengelolaan karyawan dan nasabah, Robbins memberi tujuh karakteristik budayaorganisasi sebagai berikut:
1.      Inovasi dan keberanian mengambil resiko;
2.      Perhatiakan terhadap detail;
3.      Berorientasi pada hasil;
4.      Berorientasi kepada manusia;
5.      Berorientasi pada tim;
6.      Agresivitas;
7.      Stabilitas.

B.       Pengertian Budaya Perusahaan. 
Scein. E.H mencoba memberikan beberapa pengertian umum mengenai budaya perusahaan:
1.        Keteraturan – keteraturan perilaku yang diamati apabila orang berinteraksi;
2.        Norma – norma yang berkembang  dalam kelompok kerja;
3.        Nilai – nilai yang dominan yang didukung oleh suatu organisasi;
4.        Filosafi yang mengarahkan kebijaksanaan organisasi;
5.        Aturan permainanharus ditaati untuk dapatdi terima sebagai anggota dalam   organisasi;
6.        Perasaan atau iklim dalam suatu organisasi. 
Jadi, pada dasarnya budaya perusahaan adalah aturan main yang ada didalam perusahaan yang akan menjadi pegangan dari sumber daya manusia ( SDM ) dalam menjalankan kewajibannya dan - nilai nilai untuk berperilaku dalam organisasi.

C.      Terbentuknya  budaya perusahaan ( BP)
Budaya perusahaan terbentuk oleh beberapa unsur berikut ;
1.      Linkungan usaha, lingkungan tempat perusahaan beroperasi menentukan hal-hal yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilan.
2.      Nilai-nilai ( VALUES) merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.
3.      Panutan / keteladanan orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya
4.      Diselenggarkan oleh perusahaan dalam rangka memberi penghargaan kepada karyawananya.
5.      Nekwork  ;  jaringan komunikasi internal didalam perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan Budaya perusahaan
Budaya perusahaan dipengaruhi oleh faktor – paktor kebijakan perusahaan ( corporate wisdom style ) dan jati diri perusahaan ( corporate identity )
-      Kebijakan perusahaan ( corporate wisdom ) ditunjang oleh filosofi perusahaan.
-     Jati diri perusahaan  ( corporate identity ) ditunjang oleh citra perusahaan, kredo ( semboyan )

Budaya perusahaan perlu dipahami lebih baik karena :
1.      Terlihat secara nyata dan dapat dirasakan, sehingga dapat menjadi kebanggaan ( pride );
2.      Kinerja individu dan perusahaan serta jenis usaha tidak mungkin dapat dipahami dengan baik tanpa memberikan BP. Hal ini berkaitan dengan pengembangan karier.

D.    Fungsi dan Dinamika Budaya Organisasi. 
1.      Fungsi BO;
a.       Peran identitas dan menambah komitmen organisasi
b.      Alat perorganisasian anggota;
c.       Menguatkan nilai-nilai dalam organisasi
d.      Mekanisme control perilaku ( Nelson dan Quik 1997 );

2.      Tipe BO;
a.       Budaya birokrasi;
b.      Budaya inovatif
c.       Budaya Siporatif;

3.      Fungsi BO Robbins ( 2001 ); mengemukakan fungsi BO sebagai berikut:
a.       Pembeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya;
b.      Membangun rasa identitas bagi anggota organisasi.
c.       Mempermudah tumbuhnya komitmen;
d.      Meningkatkan kemantapan sistem sosial, sebagai perekat sosial, sebagai perekat sosial, menuju integrasi  organisasi.

4.      Karakteristik  BO:
a.       Inisiatif individual;
b.      Toleransi terhadap tindakan beresiko;
c.       Pengarahan
d.      Integrasi;
e.       Dukungan manajemen;
f.       Kontrol
g.      Identitas
h.      Sistem imbalan
i.        Toleransi terhadap konplik;
j.        Pola komuniksai

5.      Pembentukan BO;
Deal dan kennedi mengemukakan lima unsur pembentukan BO;
a.       Lingkungan usaha;
b.      Nilai – nilai
c.       Pahlawan
d.      Ritual
e.       Jaringan budaya;

6.      Proses pembentukan BO;
Proses pembentukan BO dapat dianalisis dari tiga teori sebagai berikut;
a.       Teori sociodynamic;
b.      Teori kepemimpinan;
c.       Teori pembelajaran;

Menurut kontter dan Haskett, proses pembentukan BO sebagai berikut;
a.       Manejer puncak
b.      Perilaku organisasi;
c.       Hasil;
d.      Budaya;

7.      Asumsi Dasar BO;
a.     Atefak dan kreasi ( fenomena / gejala)
b.    Nilai – nilai  ( felosofi , visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, , standar );
c.    Asumsi dasr ( hubungan dengan lingkungan, hakikat, waktu dan ruangan, sipat manusia, aktivitas manusia );
d.    Symbol atau lambing lambing
e.   Perspektif( norma sosial dan peraturan baik tertulis yang mengatur perilaku anggota dalam situasi tertentu;

E.     Menciptakan budaya Organisasi yang Etis
Isi dan kekuatan budaya memengaruhi iklim etis organisasi dan perilaku etis dari para anggotanya ( robins, 2004  )
Budaya organisasi yang paling mungkin membentuk standar etis tinggi adalah budaya yang tinggi dalam menoleransi resiko rendah sampai sedang dalam keagriresifan dan berfokus pada sasaran.
Budaya organisasi yang kuat akan berpengaruh lebih besar terhadap karyawan dibandingkan budaya yang lemah .

F.     Budaya Kerja.
1.      Pengertian budaya kerja
Budaya kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sipat kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat.
Budaya kerja organisasi adalah manajemen yang meliputi pengembang, perencanaan produksi dan pelayanan suatu produk yang berkualitas, dalam arti optimal, ekonomis dan memuaskan.

Menurut Budhi Paramita dalam tulisannya berjudul Masalah Keserasian, Budaya dan Manajemen di Indonesia, budaya, kerja dapat dibagi menjadi:
1.      Sikap terhadap pekerjaan;
2.        Perilaku pada waktu bekerja;

2.       Tujuan dan manfaat Budaya Kerja
Melaksankan budaya kerja  salah satu mengubah sikap dan perilaku SDM untuk mencapai Produktivitas kerja manfaatnya ada diantara:
a.       Menjamin hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik.
b.  Membuka seluruh jaringan komunikasi, keterbukaan, kebersamaan, kegotong royongan, kekeluargaan menemukan kesalahan dan cepat memperbaiki cepat menyesuaikan diri
c.      Mengurangi laporanberupa data-data dan informasi yang salah dan palsu.

3.      Prinsip Budaya Kerja.
Unsur   budaya kerja merupakan mata rantai proses yaitu setiap kegiatan berkaitan dengan proses lainya atau suatu hasil pekerjaan merupakan suatu masukan bagi proses pekerjaan lainya.

4.      Budaya Kerja (Dalam Keindonesiaan )
Falsafah negara, bangsa dan masyarakat Indonesia telah jelas dimuat dalam pembukaan UUD 1945 yang kita namakan PANCASILA Nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya.
Kualitas SDM dituntut Responsive, atau peka, penuh prakarsa bersikap proaktif, terampil, mandiri, disiplin, integritas tinggi.
Implementasi nilai-nilai luhur pancasila dan organisasi menurut perobahan komunikasi, dari yang biasa dilakukan secara vertical dan atas kebawah ; menjadi hubungan lebih horizontal dan partisipatif

5.      Arti  dan Makna Nilai Budaya Kerja.
   Nilai budaya kerja adalah pilihan nilai-nilai moral dan etika yang dianggap baik dan positif, meliputi nilai sosial budaya positif yang relevan, norma atau kidah, etika dan nilai kerja produktif tang bersumber dari pemembangan ilmu penfetahuan dan teknologi .






Tidak ada komentar:

Posting Komentar